Konflik Iran Israel tentunya memicu ketegangan antara kedua negara. Pecahnya dua kekuatan di kawasan Timur Tengah Ini menimbulkan kekhawatiran semakin meluasnya peperangan sehingga memberikan pengaruh terhadap perekonomian tidak hanya Iran dan Israel saja tetapi dunia.
Apalagi Iran merupakan salah satu negara yang memiliki peran penting dalam perekonomian dunia. Sebab Iran merupakan salah satu produsen minyak terbesar dunia sehingga konflik Iran dengan Israel bisa memberikan pengaruh besar.
Penting untuk Anda mengetahui perkembangan terkini mengenai konflik kedua negara. Hal ini bisa membantu untuk mengetahui perkembangan terbaru perekonomian dunia yang dibutuhkan oleh para pelaku ekonomi.
Konflik Iran Israel Berpengaruh Terhadap Harga Minyak dan Emas
Ekonom menyatakan apabila konflik Iran Israel Terus meningkat maka memberikan pengaruh terhadap kenaikan harga minyak dunia dan emas. Karena perang bisa mengganggu produksi bahkan jalur distribusi sehingga memicu lonjakan harga minyak.
Bahkan kepala ekonomi Bank Permata mengatakan sekarang harga minyak mentah Brent telah mencapai 90 dolar AS per barel. Hal ini sangatlah wajar mengingat Iran merupakan salah satu produsen minyak dengan produksi 3,9 juta barel per hari serta mampu ekspor minyak mencapai 1,29 juta barel per hari pada tahun 2023.
Tentunya kondisi ini bisa memberikan pengaruh terhadap Indonesia yang merupakan salah satu importir minyak mentah terbesar di ASEAN. Bahkan tidak hanya harga minyak saja tetapi konflik Iran Israel berpengaruh terhadap harga emas yang terus meningkat di atas 2000 dolar AS per ons.
Kondisi ini juga diakibatkan karena investor mencari aset safe haven dalam ketidakpastian ekonomi dan pasar keuangan global akibat munculnya konflik Timur Tengah. Namun untuk harga batubara dan minyak kelapa sawit mentah diperkirakan tidak terpengaruh oleh perkembangan harga minyak mentah sekarang.
Tercatat pada 12 April 2024 harga batubara mencapai 129,3 dolar AS per ton dimana mengalami penurunan sebanyak 11,7% year to date. Kondisi ini sejalan dengan perkiraan perlambatan ekonomi di Cina yang mengonsumsi 50% batubara di dunia.
Pengaruh Konflik Terhadap Ekonomi dan Pasar Saham di Indonesia
Konflik Iran Israel pastinya memberikan pengaruh terhadap ekonomi dan pasar saham Indonesia. Ekonom mengatakan bahwa Iran adalah salah satu produsen minyak di dunia sehingga konflik ini mengganggu pasokan minyak global dan berdampak terhadap perdagangan Indonesia.
Dikhawatirkan akan ada kenaikan harga produk yang diimpor Indonesia dibandingkan produk ekspor sehingga mengganggu trade balance. Bahkan ekonom juga menilai secara fundamental perekonomian Indonesia masih relatif solid karena terdapat cadangan devisa di atas US$ 140 miliar.
Namun harus ada penyesuaian dari sisi kebijakan fiskal terutama dalam merespon kenaikan harga minyak termasuk penyesuaian harga BBM. Bahkan diprediksikan akan ada tekanan eskalasi konflik di Timur Tengah bisa membuat HSG berfluktuasi.
Bahkan ada kemungkinan IHSG akan terkena tekanan jual dan melemah tipis dalam jangka pendek. Diprediksikan pada bulan April ini IHSG akan bergerak dengan rentang support 7.145-7.200 dan resistance 7.375-7.400.
Bahkan konflik Iran Israel membuat investor mencari aset class yang aman dan outflow di pasar saham. Dampak konflik ini juga merembet dengan signifikan terutama menyulut lonjakan harga komoditas energi seperti efek ketika krisis Ukraina vs Rusia.
Apabila terus dibiarkan berpotensi mendorong kenaikan inflasi global bahkan menunda pemangkasan suku bunga acuan pada waktu lama. Adanya inflasi ini tentunya menimbulkan spekulasi perlambatan ekonomi sekaligus pelemahan kurs.
Konflik Iran Israel Menyebabkan Mata Uang Asia Ambruk
Di tengah konflik Iran Israel, mata uang Asia kompak turun setelah Israel menyerang balik Iran. Tentunya pelemahan mata uang Asia ini karena ekspektasi pelaku pasar perihal pemangkasan suku bunga mulai bergeser. Di akhir 2023 pasar memiliki proyeksi penurunan suku bunga di Maret 2024.
Namun bergeser menjadi April sampai akhirnya ke September 2024 dimana terjadi hanya sekali pada akhir tahun. Pergeseran ini terjadi akibat data ekonomi Amerika yang kuat. Ada indikasi bahwa tingkat kebijakan sekarang kemungkinan besar tetap berlaku sampai inflasi mendekati 2%.
Apalagi inflasi Amerika melonjak 3,5% yoy Di Maret dibandingkan Februari 2024 yang hanya 3,2%. Bahkan mata uang Asia yang memiliki penurunan terparah yaitu rupiah sebesar 0,59% dan won Korea Selatan sebesar 0,55%, sedangkan yen Jepang mengalami penguatan 0,34%.
Namun deputi gubernur senior Bank Indonesia mengatakan bahwa perekonomian domestik tidak masalah dari segi fundamental. Bahkan BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2024 di kisaran 4,7 sampai 5,5%. Inflasi juga tetap terjaga di kisaran 2,5+1% dengan realisasi 0,52% di Maret 2024.
Jadi secara tahunan akan menjadi 3,05% yoy. Tentunya hal ini menunjukkan bahwa konflik kedua negara ini tidak boleh dianggap enteng. Apabila konflik Iran Israel Terus berlanjut maka memberikan pengaruh terhadap perekonomian dunia dan efek yang ditimbulkan akan terasa dalam jangka panjang.