Sejarah es puter ternyata sudah dimulai sejak cukup lama di Indonesia. Walaupun tergolong jajanan kaki lima, sudahkah Anda tahu mulai kapan kepopulerannya?
Kudapan ini sendiri biasanya dijajakan oleh penjual dengan berjalan kaki membawa gerobak. Penjual akan membawa gong kecil dan membunyikannya dengan cara dipukul. Suara dari gong kecil ini yang menjadi tanda keberadaan si penjual.
Sekilas tentang Es Puter dan Cara Membuatnya
Sebelum membahas tentang sejarah es puter, mari mengenalnya secara sekilas. Jajanan kaki lima ini juga punya nama lain. Mungkin Anda sendiri juga kerap mendengar istilahnya.
Ketika penjual membunyikan gong kecil, akan muncul suara khas. Oleh karenanya, kudapan ini juga banyak disebut sebagai es dung-dung atau es tung-tung.
Di masa sekarang, mungkin cukup sulit untuk menemukan penjual kudapan tersebut. Biasanya bisa ditemukan ketika ada pesta pernikahan atau acara di desa. Biasanya tuan rumah menyediakan jajanan tersebut untuk para tamunya.
Jika Anda tertarik untuk membuatnya, bisa menyiapkan bahan baku santan, gula pasir dan perisa rasa misalnya saja vanili. Ini dia panduan untuk membuatnya sendiri di rumah.
1. Membuat Santan
Langkah pertama ialah membuat santan menggunakan kelapa parut. Kelapanya jangan terlalu tua. Lalu, ketika memeras air kelapanya bisa menambahkan pandan supaya aromanya lebih enak.
2. Memasukkan ke Wadah
Langkah berikutnya ialah memasukkan ke dalam wadah stainless steel. Lantas, wadahnya masukkan ke dalam wadah tabung. Lantas, di antara stainless steel dan wadah tabung itu, masukkan es batu dan garam kasar.
Suhu es batu biasanya 0 derajat Celcius sampai 3 derajat Celcius. Ketika menambahkan garam kasar, suhunya jadi turun. Oleh karenanya, jangan melupakan garam.
3. Wadah Stainless Steel diputar-putar
Langkah paling akhir ialah memutar-mutar wadah stainless yang memuat adonan kudapan tersebut. Lakukan sampai adonannya memadat dan membentuk layaknya es puter.
Sejarah Es Puter di Indonesia
Ternyata, sejarah kemunculan jajanan kaki lima ini sudah dimulai sejak penjajahan Belanda. Jadi, kudapan ini diadaptasi dari kuliner yang dibawa oleh penjajah Belanda menuju Indonesia.
Es krim versi orang Belanda dibuat dengan bahan baku susu lantas teksturnya begitu lembut. Oleh karenanya, makan tersebut begitu cocok dijadikan sebagai dessert.
Namun, rupanya masyarakat pribumi saat itu tidak bisa membeli susu sapi yang harganya tentu mahal. Lantas, masyarakat membuat kreasi dessert versi tradisional. Digunakan bahan baku yang harganya lebih murah, yakni santan.
Jadi, tidak heran jika rasa jajanan kaki lima ini lebih gurih daripada dessert dari Belanda. Meskipun begitu, tetap ada rasa manis dan teksturnya juga sedikit mirip.
Meskipun sejarah es puter bermula dari penjajahan Belanda, bukan berarti cara pembuatannya juga sama persis dengan pihak Belanda. Karena, cara pembuatannya justru sangat tradisional khas Indonesia.
Cara pembuatannya yang masih tradisional tersebut juga masih bertahan sampai sekarang. Caranya ialah memasukkan adonan santan pada tabung yang diputar dalam es batu dan garam.
Adonannya terus diputar dalam tabung hingga teksturnya serupa dengan kristal. Jadi, tidak perlu menggunakan mesin modern jika ingin membuatnya.
Berdasarkan sejarah es puter, karena proses pembuatannya tradisional, tekstur kudapannya lebih kasar dibandingkan kudapan dari Belanda. Meskipun begitu, rasanya tidak kalah lezat.
Di masa sekarang, jajanan kaki lima ini tidak disajikan apa adanya. Namun diberi topping supaya lebih enak. Topping bisa berupa potongan kacang tanah sangrai, ketan hitam atau sagu mutiara.
Membedakan Es Puter dari Es Krim
Setelah membaca sejarah es puter, masihkah Anda kesulitan membedakannya dengan es krim? Banyak orang juga masih sulit untuk membedakannya. Padahal, keduanya berbeda meskipun tampilannya sangat mirip.
1. Bahan Baku
Perbedaan utamanya tentu saja bahan baku. Untuk kuliner yang dibawa dari Belanda, bahan bakunya adalah susu. Sementara kudapan tradisional yang dibuat oleh masyarakat pribumi berbahan baku santan.
Mengingat sejarah es puter, perbedaan bahan baku ini didasarkan pada harga. Karena pada masa penjajahan Belanda harga susu mahal. Lantas memilih menggunakan santan yang bahan bakunya mudah ditemukan di Indonesia jadi harganya lebih murah.
2. Rasa
Perbedaan selanjutnya adalah rasa, namun bukan berarti rasanya sangat bertolak belakang. Kudapan dari Belanda rasanya cenderung manis. Sementara jajanan khas Indonesia rasanya bukan hanya manis namun juga gurih mengingat rasa asli santan adalah gurih.
3. Bahan Tambahan
Biasanya kudapan ini juga diberi bahan tambahan supaya lebih enak. Untuk dessert yang dibawa Belanda biasanya bahan tambahannya berupa buah-buahan, misalnya saja strawberry atau blueberry.
Sementara kudapan tradisional Indonesia mengandalkan buah-buahan lokal. Misalnya saja daging kelapa atau buah nangka. Jadi, bukan hanya bahan bakunya yang mengandalkan komoditas dari Indonesia.
4. Topping
Lalu, perbedaan lainnya adalah pada topping. Untuk kuliner buatan masyarakat Indonesia, topping sangat bervariasi. Bisa berupa potongan kacang tanah sangrai, ketan hitam atau sagu mutiara.
Es puter dibuat dengan bahan baku santan, punya rasa manis dan gurih, lantas untuk teksturnya terbilang kasar. Mungkin Anda pernah melihatnya disajikan dalam cup oleh penjual. Rupanya, sejarah es puter berawal dari masa penjajahan Belanda di Indonesia.